"Science,Technology,Society for SAVE OUR EARTH"

Minggu, 04 Mei 2014

Geodesi dalam Survey Seismik


Survey seismic bertujuan untuk mencari kandungan bahan tambang minyak bumi atau mineral yang terdapat didalam tanah atau didalam bumi. 
Survey sismik ditangani oleh bidang ilmu :
          Geologi         
            Geofisika
       Geodesi sebagai penentu posisi
  • Tugas seorang geodesi dalam survey seismik antara lain;
           Penentuan posisi peledakan,
     Setelah rekaman seismic di interpretasi / analisa oleh geofisik maka akan ditentukan posisi (E,N)   untuk rencana pengeboran, 
            Pematokan /positioning titik rencana pengeboran dilapangan.

  • Urutan kegiatan survey dan pengukuran dalam kegiatan survey seismik ; 
 Orientasi Lapangan
Dapat secara langsung kelapangan atau dengan menggunakan peta, data citra.
Contoh peta topografi dengan skala 1:50000 s/d 1:25000, atau dengan metode LiDAR dan Fotogrametri.
Pada peta tersebut akan diploting :

  •  Batas block konsensi
  • Direncanakan jenis-jenis seismik oleh bidang Geologi
  • Direncanakan posisi titik peledakan oleh bidang geologi dan geodesi.
   Positioning / penentuan posisi peledakan dilapangan
 Langkah-langkahnya sebagai berikut:
  Pembuatan jarring-jaring titik kontrol pemetaan (BM), dengan metode GPS statik. 
 
Pematokan posisi titik peledakan bersama team seismik, saat melakukan pekerjaan survey seismik. Laporannya berupa data koordinat pada jalur-jalur peledakan ( E,N,H).
   
  Analisa data seismik oleh geologi dan geodesi, akan ditentukan posisi koordinat rencana pengeboran / drilling (E,N).

 Positioning
Pematokan rencana titik pengeboran dilapangan.
Menggunakan metode
  • Real Time Kinematik GPS (GPS RTK) 
  • Shide Shoot dengan menggunakan alat Total Station (TS)
Pengamatan GPS dilakukan setelah BM GPS dipasang sesuai dengan jejaring GPS yang telah dibuat. Pengamatan GPS ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan ketelitian posisi yang akurat untuk setiap titik BM GPS.
Lama pengamatan GPS, memperhitungkan faktor-faktor berikut :
  • Ketelitian posisi yang diinginkan.
  • Panjang baseline
  • Jumlah satelit yang dapat diamati 
  • Kekuatan dari satelit geometri
  • Aksesibilitas titik
  • Waktu pergerakan antar titik. 




Untuk lama pengamatan dengan panjang baseline tertentu, dapat memperhatikan pedoman berikut:

Jumlah satelit (GDOP ≤b
Panjang baseline
Siang hari
Malam hari
Rapid Static
4 atau 5
<5 km
5-10 menit
5 menit
4 atau 5
5-10 km
10-20 menit
5-10 menit
4 atau 5
10-15 km
>30 menit
5-20 menit
Static
4 atau 5
15-30 km
1-2 jam
1 jam
4 atau 5
>30 km
2-3 jam
2 jam


Panjang baseline
Metode
Periode pengamatan (hanya L1)
Periode Pengamatan (L1 dan L2)
0-5 km
0-5 km
5-10 km
10-30 km
30-50 km
Stop and Go
Rapid static
Rapid static static
static
2 menit
30 menit
50 menit
90 menit
180 menit
2 menit
15 menit
25 menit
60 menit
180 menit
Catatan : berdasarkan pedoman buku Hasanudin Z.Abidin
Dalam proses pengamatan, apabila wilayah yang akan diamati jauh dari titik kontrol, secara teknis dapat dilakukan dengan pengukuran tambahan untuk mendekatkan titik kontrol ke area survey (pengukuran beranting) ataupun mengikutkan titik ikat langsung ke area survey dengan resiko baseline yang sangat panjang sehingga butuh waktu yang sangat lama.
   

Pengukuran Lintasan Seismik
Peranan geodesi pada tahap ini, yaitu mempresentasikan titik-titik koordinat yang sudah ada di peta kedalam wilayah yang sebenarnya dilapangan. Dengan menggunakan metode Staking out. Alat yang digunakan berupa alat ukur theodolit, dengan menggunakan perhitungan Azimuth matahari sebagai koreksi ketelitian pengukuran.


  Survey pemetaan jalur pengangkutan Rig dan material menuju lokasi rencana pengeboran.
 
 


 "Bagian dari coretanku...."
Amigo...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar