Survey seismic bertujuan untuk mencari kandungan bahan tambang minyak bumi atau mineral yang terdapat didalam tanah atau didalam bumi.
Survey sismik ditangani oleh bidang ilmu :
Geologi
Geofisika
Geodesi sebagai penentu posisi
Geofisika
Geodesi sebagai penentu posisi
- Tugas seorang geodesi dalam survey seismik antara lain;
Penentuan
posisi peledakan,
Setelah
rekaman seismic di interpretasi / analisa oleh geofisik maka akan ditentukan
posisi (E,N) untuk rencana pengeboran,
Pematokan /positioning titik rencana pengeboran dilapangan.
Pematokan /positioning titik rencana pengeboran dilapangan.
- Urutan kegiatan survey dan pengukuran dalam kegiatan survey seismik ;
Dapat
secara langsung kelapangan atau dengan menggunakan peta, data citra.
Contoh
peta topografi dengan skala 1:50000 s/d 1:25000, atau dengan metode LiDAR dan
Fotogrametri.
Pada
peta tersebut akan diploting :
- Batas block konsensi
- Direncanakan jenis-jenis seismik oleh bidang Geologi
- Direncanakan posisi titik peledakan oleh bidang geologi dan geodesi.
Langkah-langkahnya
sebagai berikut:
Pembuatan
jarring-jaring titik kontrol pemetaan (BM), dengan metode GPS statik. Analisa data seismik oleh geologi dan geodesi, akan ditentukan posisi koordinat rencana pengeboran / drilling (E,N).
Pematokan
rencana titik pengeboran dilapangan.
Menggunakan
metode
- Real Time Kinematik GPS (GPS RTK)
- Shide Shoot dengan menggunakan alat Total Station (TS)
Pengamatan
GPS dilakukan setelah BM GPS dipasang sesuai dengan jejaring GPS yang telah
dibuat. Pengamatan GPS ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan ketelitian
posisi yang akurat untuk setiap titik BM GPS.
Lama
pengamatan GPS, memperhitungkan faktor-faktor berikut :
- Ketelitian posisi yang diinginkan.
- Panjang baseline
- Jumlah satelit yang dapat diamati
- Kekuatan dari satelit geometri
- Aksesibilitas titik
- Waktu pergerakan antar titik.
Jumlah
satelit (GDOP ≤b
|
Panjang
baseline
|
Siang
hari
|
Malam
hari
|
Rapid Static
|
|||
4 atau 5
|
<5 km
|
5-10 menit
|
5 menit
|
4 atau 5
|
5-10 km
|
10-20 menit
|
5-10 menit
|
4 atau 5
|
10-15 km
|
>30 menit
|
5-20 menit
|
Static
|
|||
4 atau 5
|
15-30 km
|
1-2 jam
|
1 jam
|
4 atau 5
|
>30 km
|
2-3 jam
|
2 jam
|
Panjang
baseline
|
Metode
|
Periode
pengamatan (hanya L1)
|
Periode
Pengamatan (L1 dan L2)
|
0-5 km
0-5 km
5-10 km
10-30 km
30-50 km
|
Stop and Go
Rapid static
Rapid static static
static
|
2 menit
30 menit
50 menit
90 menit
180 menit
|
2 menit
15 menit
25 menit
60 menit
180 menit
|
Catatan : berdasarkan
pedoman buku Hasanudin Z.Abidin
Dalam proses pengamatan, apabila wilayah yang akan
diamati jauh dari titik kontrol, secara teknis dapat dilakukan dengan
pengukuran tambahan untuk mendekatkan titik kontrol ke area survey (pengukuran
beranting) ataupun mengikutkan titik ikat langsung ke area survey dengan resiko
baseline yang sangat panjang sehingga butuh waktu yang sangat lama.
Pengukuran Lintasan Seismik
Peranan
geodesi pada tahap ini, yaitu mempresentasikan titik-titik koordinat yang sudah
ada di peta kedalam wilayah yang sebenarnya dilapangan. Dengan menggunakan
metode Staking out. Alat yang digunakan berupa alat ukur theodolit, dengan
menggunakan perhitungan Azimuth matahari sebagai koreksi ketelitian pengukuran.
Survey pemetaan jalur pengangkutan Rig dan material menuju lokasi rencana pengeboran.
"Bagian dari coretanku...."
Amigo...
Amigo...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar